Sang Mushi, Orang Muslim Pertama Kepercayaan Ratu Victoria
Kisah nyata yang ditulis kesebuah Novel karya Shrabani Basu yang kemudian pada tahun 2017 diangkat menjadi film biografi seorang Muslim India bernama Abdul Karim yang berawal dari pelayan istana menjadi orang kepercayaan dari Ratu Victoria.
Abdul Karim berusia 24 tahun saat tiba di Inggris dari Agra untuk untuk menyerahkan Mohur sebagai hadiah Ratu Victoria pada perayaan naik tahta “golden jubilee” pada 1887. Abdul yang cerdas dan penuh rasa ingin tahu ini sengaja bertatapan mata dengan sang ratu saat menyerahkan koin Mohur bersama temannya yang bernama Mohammed, meskipun sudah dilarang oleh pihak istana. Namun, bukannya murka, justru Ratu Victoria yang merasa bosan dengan kehidupan protokoler istana, menemukan ada sesuatu yang lain pada diri Abdul.
Hanya dalam waktu satu tahun, pemuda Muslim ini menjadi tokoh penting di kerajaan dan menjadi guru Ratu Victoria atau mushi yang mengajarkan ratu bahasa Urdu, memasak kari dan memperkenalkan mangga serta kisah-kisah tentang India.
Abdul memperkenalkan budaya lain di luar Eropa, khususnya Asia Tengah-India yang terdengar eksotis di telinga sang ratu. Mulai dari kisah cinta suci antara Raja Mughal dengan permaisuri Mumtaz yang diwujudkan melalui sebuah bangunan megah Taj Mahal, hingga kisah tentang kuliner India yang banyak menggunakan rempah-rempah.
Keluarga Ratu Victoria dan staf kerajaan memandang sebelah mata Abdul karena berasal dari India dan juga ditambah dengan kecemburuan mereka karena Ratu memperlakukan gurunya secara istimewa. Bahkan, ketika sang ratu meminta kepada para ajudan untuk memberikan rumah khusus bagi Abdul dan keluarganya, kalangan istana semakin kalang kabut. Terlebih lagi, ternyata istri dan ibu mertua Abdul itu sehari-harinya mengenakan kostum panjang hitam yang menutupi seluruh tubuhnya tanpa kecuali, alias burqa‘.
Hubungan Ratu Victoria dan Abdul dianggap sangat kontroversial oleh anggota keluarganya, bahkan setelah Ratu Victoria meninggal dunia pada tahun 1901, anaknya Raja Edward VII memerintahkan seluruh dokumen dan fotografi yang menghubungkan Victoria-Abdul dihancurkan sehingga semua dokumennya dibakar oleh para staf kerajaan. Namun, menurut sang penulis Shrabani Basu, buku harian dan jurnal lainnya dibawa Abdul dan keponakannya Abdul Rashid ke India setelah mereka dipecat. Mereka pindah ke Pakistan 40 tahun kemudian saat terjadi perpecahan.
Abdul adalah satu-satunya pembantu bahkan seorang muslim pertama yang masuk ke lingkaran keluarga ratu sejak kematian ajudan asal Skotlandia, John Brown, yang banyak membantunya sejak suami Ratu, Pangeran Albert, meninggal.