Menapaki Jejak Turki Ottoman di Ibukota Budapest

9 December 2018
News, Wisata Muslim

ADINDA| Budapest–Masih seperti ciri khas Eropa lainnya, setiap negara masih menyisakan kota tua yang tetap terawat dan menjadi destinasi wisata dunia. Begitu juga di Hungaria, negara ini banyak menyimpan bangunan cantik peninggalan masa lalu tepatnya ibukota negaranya, Budapest.

Rombongan Adinda Azzahra Tour & Travel yang melakukan perjalanan wisata muslim Eropa sejak tanggal 2-13 Desember lalu kini tiba di Budapest, Hungaria. Bersama tour leader profesional H. Priyadi Abadi, M.Par peserta nampak senang dan penuh kesan.

Sebelum kembali ke Indonesia, rombongan berpetualang di Budapest. Kota ini memiliki sejarah yang sangat panjang, peninggalan Kerajaan Turki Ottoman pun masih bisa dinikmati hingga sekarang dan juga peninggalan komunisme masih berdiri kokoh.

Budapest, kota yang tadinya terdiri dari Kota Buda dan Kota Pest, yang dipisahkan oleh sungai. Legenda setempat menyajikan dua patung perunggu pada foto yang sampai sekarang masih menjadi objek yang menarik untuk dikunjungi.

Setelah jembatan terbangun, dua kota ini kemudian menjadi satu kota, Budapest. Sejarah kemudian membawa kota ini jatuh kekuasaan Kekaisaran Ottoman dari Turki. Itulah sebabnya hingga kini masih banyak aturkish Bath (Pemandian air panas) di beberapa tempat.  Lebih dari 100 sumber air panas alam ditemukan di Budapest. Banyak spa atau resort dibangun di sekitar mata air tersebut. Inilah salah satu alasan kenapa Budapest menjadi destinasi wisata utama.

Berkunjunga ke pasar tradisionalnya, pengunjung disuguhi banyak makanan bumbu khas Turki. Banyaknya jenis rempah dan paprika, dapat ditemui dengan mudah di pasar tradisional, tidak jauh dari tengah kota.

Kota ini benar-benar penuh sejarah. Setelah Kekaisaran Ottoman tumbang, Budapest berkembang menjadi kerajaan yang cukup disegani di Eropa Tengah bersama Austria, Swiss dan Ceko. Namun pada perang dunia, sekutu menyerang habis Budapest.  Berkedok bantuan, Uni Soviet membantu, tapi akhirnya ia menjajah negeri ini. Semenjak komunisme berakhir pada 1990, Budapest kembali berkembang hingga saat ini.

Sebagian orang bilang Budapest merupakan gerbang masuk ke Eropa Timur. Namun jangan kaget dan merasa tersesat di planet lain, sebab tidak banyak orang lokal yang bisa berbahasa Inggris, sementara papan-papan jadwal transportasi umum pun hanya dilengkapi dengan bahasa Hungaria dan Jerman saja.

Namun perasaan terasing akan sedikit hilang karena tata-krama orang Hungaria yang selalu memberi salam sebelum memulai percakapan, seperti selamat pagi (jó reggelt kivánok), selamat siang (jó napot kivánok), dan seterusnya.

Mau menjelajahi serunya kota Budapest? Ayo gabung bersama Adinda Azzahra Tour & Travel. Dipandu oleh H. Priyadi Abadi, MPar yang berpengalaman lebih dari 25 tahun sebagai tour leader. Tunggu apalagi, nikmati paket destinasi yang Adinda Azzahra tawarkan. [Fro]